Pada tanggal 2 September 2009, gempa bumi cukup kuat terjadi di bagian selatan Jawa Barat. Data gempa yang dirilis oleh USGS tanggal 3 September 2009 menujukkan kekuatan gempa mencapai 7,4 Skala Richter (SR), berpusat di 7,837 o S dan 107.263 o E, pada kedalaman 62,8 Km (39 miles), pada pukul 13:55:02 WIB atau 07:55:02 UTC. Lokasi pusat gempa atau episentrum tersebut berjarak relatif dekat dengan kota-kota di bagian selatan Jawa Barat yaitu : 125 Km (75 miles)WSW Tasikmalaya, 105 Km (65 miles) SSW Bandung, 110 Km (70 miles) SSE Sukabumi serta 195 Km (120 miles) SSE Jakarta. Data gempa bumi juga telah dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang hampir sama dengan data USGS, yaitu kekuatan gempa 7,3 SR. Jenis gempa bumi tektonik. dengan kedalaman 30 km dirasakan hampir seluruh pulau Jawa.
TANPA PETA MAKA TIDAK ADA GEOGRAFI
Diposting oleh
Dadan muhamad ramdan
|
Label:
Artikel
/
Kalimat tersebut di atas merupakan kalimat yang disampaikan oleh Sukendra Martha, Sekretaris Utama BAKOSURTANAL yang menukil pendapat I Made Sandi, pakar Geografi UI, pada saat pembukaan acara Woskhop Baca Peta di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada tanggal 4 Juni 2009.
Selanjutnya dijelaskan oleh Sukendra Martha bahwa apabila peta dilupakan maka bagian-bagian tentang geografi tidak bisa dilakukan, karena peta merupakan presentasi dari rupa bumi. Di dalam peta terdapat 3 hal yang saling berhubungan dan merupakan pengetahuan teknologi geografi yaitu kartografi, penginderaan jauh dan sistem informasi geografi.
TERBUKA AKSES DATA SPASIAL
Diposting oleh
Dadan muhamad ramdan
|
Label:
Artikel
/
Kini teknologi terus mengalami perkembangan, termasuk di dalamnya teknologi pencitraan bumi oleh satelit. Semakin hari kemampuan satelit merekam bumi semakin detil, sehingga dapat dihasilkan berbagai macam peta dan data spasial lainnya yang lebih cepat dan akurat. Seiring dengan itu, terjadi perubahan dalam penyajian data yang dulu analog kini berupa data digital. Demikian halnya dengan peta, yang awalnya berupa peta cetak (analog) kini lebih efektif dan efisien dalam bentuk digital.
”Untuk menggunakan, meyimpan dan pertukaran data spasial dalam bentuk digital, kini sangat memungkinkan dilakukan dengan cepat. Namun, semua itu memerlukan pengaturan-pengaturan,” jelas Matindas, Kepala BAKOSURTANAL, saat menerima kunjungan jurnalis di BAKOSURTANAL (Selasa, 2 Oktober 2007)
MEMBACA PETA LAUT DI ATAS KAPAL
Diposting oleh
Dadan muhamad ramdan
|
Label:
Artikel
/
Peta bukan hanya menampakan unsur-unsur muka bumi di atas darat. Ada pula peta yang menyajikan permukaan dan kedalaman laut, di BAKOSURTANAL disebut sebagai Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI). Peta LLN memiliki skala 1:500.000 dan Peta LPI menampilkan obyek lebih detil, yaitu skala 1:50.000.
KEKUATAN INTEGRASI GEOSPASIAL DAN ICT
Diposting oleh
Dadan muhamad ramdan
|
Label:
Artikel
/
Teknologi geospasial terus berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan biaya mendorong pentingnya pemanfaatan teknologi itu bagi perencanaan pembangunan nasional. Demikian papar Kepala BAKOSURTANAL Rudolf W. Matindas, dalam pembukaan The 3rd Indonesian Geospatial Technology Exhibition (IGTE - Pameran Teknologi Geospasial Indonesia ke-3), di Balai Sidang Senayan Jakarta, Rabu (06/08/2008).
Dalam pidato sambutannya, Matindas menekankan integrasi geospasial dan ICT (Information and Communication Technology) memiliki kekuatan yang sangat signifikan. Bertitik tolak dari itu pameran yang digelar untuk yang ketiga kalinya ini mengambil tema “Integrated Portal of Dynamic Information” (Portal Terpadu Informasi Dinamis).
Banjir Jakarta
Diposting oleh
Dadan muhamad ramdan
|
Label:
Artikel
/
Banjir besar yang menimpa DKI Jakarta terjadi dengan return period 5 tahun, yaitu pada tahun 2002 dan 2007. Menurut kejadian banjir tersebut, kemudian disusun Peta Kejadian Bencana Banjir khususnya untuk Kota Jakarta Utara. Daerah di Jakarta Utara yang tergenang banjir pada tahun 2002 dan 2007 dikategorikan sebagai lokasi rawan banjir (ditunjukkan dengan warna merah) sedangkan daerah yang hanya tergenang banjir pada tahun 2007 dikategorikan sebagai lokasi yang cukup rawan banjir (ditunjukkan dengan warna kuning). Hal ini dengan asumsi, banjir akan kembali menggenangi daerah yang pernah tergenang banjir sebelumnya.
Langganan:
Postingan (Atom)